Potensi Kiamat Nuklir, Pengiriman Pesawat F16 Ke Ukraina
Dmitry Medvedev memperingatkan semakin merusak senjata Barat memasok ke Ukraina, semakin tinggi risiko perang nuklir. Rusia, yang memiliki senjata nuklir terbesar, berulang kali mengatakan Barat terlibat dalam perang dengan Rusia atas Ukraina yang dapat bereskalasi jadi konflik jauh lebih besar.
Amerika Serikat telah memberi USD 37 miliar bantuan keamanan ke Ukraina sejak Putin mengirim pasukan ke Ukraina di Februari tahun silam. Presiden AS Joe Biden juga baru saja mendukung upaya bersama sekutu melatih pilot Ukraina dengan jet tempur F-16, walau belum ada komitmen formal untuk memasok jet itu ke Ukraina.
“Semakin banyak senjata yang dipasok, dunia akan semakin berbahaya. Dan semakin destruktif senjata-senjata ini, makin besar kemungkinan skenario menjadi apa yang biasa disebut sebagai kiamat nuklir” kata Dmitry Medvedev, yang sekarangadalah wakil ketua Dewan Keamanan Rusia.
Potensi Kiamat Nuklir, Aliansi NATO Memasuk Senjata Ke Ukraina
Negara-negara Barat menyatakan ingin membantu Ukraina mengalahkan Rusia tapi juga menegaskan tak ingin memicu konfrontasi langsung antara NATO yang didukung AS dan Rusia. Namun Medvedev mengatakan NATO tampaknya tidak menganggap serius kemungkinan konflik nuklir.
“Mereka salah. Dan pada titik tertentu, peristiwa dapat bergerak dalam skenario yang sama sekali tidak dapat diprediksi. Dan tanggung jawab akan sepenuhnya berada pada NATO,” kata dia.
Berdasarkan data terkini, jumlah nuklir terbaru Rusia adalah 5.977 hulu ledak nuklir yang berarti terbesar di dunia, di atas Amerika Serikat dengan 5.428 hulu ledak. Namun yang siap untuk ditembakkan, lebih menang Amerika dengan 1.644 unit dibanding Rusia 1.588 unit nuklir.
Nah dalam sebuah penelitian oleh jurnal Nature Food, jika terjadi perang nuklir antara Rusia dengan AS, maka 5 miliar orang berpotensi tewas. Sebagian bukan karena dampak langsung, tapi oleh kelaparan.
Perang nuklir jelas berdampak di lokasinya dan menewaskan banyak orang. Namun material bom nuklir yang terlepas ke atmosfer bisa pula menghalangi sinar Matahari dan menurunkan suhu global dengan istilah musim dingin nuklir.
Masalah Besar di Balik Pengiriman Jet Tempur F-16 ke Ukraina
Ukraina dijanjikan akan mendapatkan jet tempur F-16 dari koalisi yang dibentuk Inggris dan Belanda, yang direstui oleh Amerika Serikat. Akan tetapi berbagai tantangan menghadang pengiriman jet canggih dan lincah itu ke Ukraina.
Ukraina mungkin tidak memiliki kendali penuh atas wilayah udaranya yang terus diserbu Rusia, tapi mereka punya cukup banyak sistem pertahanan anti-pesawat untuk menangkal jet tempur Rusia. Nah, Ukraina cepat menghabiskan pasokan senjata anti pesawat itu.
“Stok rudal anti-pesawat mulai menipis karena Ukraina memakai begitu banyak. Pada titik tertentu, F-16 dapat mengambil alih untuk menutupi kekurangan sementara. Ini adalah pesawat yang mampu menembak dengan sempurna dan menjatuhkan rudal jelajah,” kata Marc Chassillan, seorang konsultan pertahanan.
Namun masalahnya, stok persenjataan dari Barat pun mulai menipis, termasuk kemungkinan senjata untuk F-16 tidak banyak tersedia. Selain logistik yang mahal, personel darat bersama dengan pilot juga harus dilatih untuk menggunakan jet itu dengan efektif dalam rangka menangkal Rusia di udara.
Kelemahan Jet Tempur F-16
Menurut Flight Global, hampir 2.200 unit F-16 aktif di dunia, membuatnya jadi jet tempur paling populer di dunia. Diprediksi, F-16 yang akan dikirim ke Ukraina adalah versi lama milik negara barat.
Terdapat kelemahan pada F-16 yang mana jet tempur ini membutuhkan infrastruktur khusus untuk perawatan dan penyimpanan sistem senjata dan elektroniknya.
Pembuatan fasilitas semacam itu diprediksi cukup mahal sehingga kemungkinan, basis F-16 di Ukraina akan cukup terbatas. Fasilitas pendukung F-16 ini juga bisa jadi tidak akan sulit dideteksi oleh Rusia, bahkan meski dibuat di bawah tanah. Mereka bisa menembaknya dengan rudal. Selain itu, landasannya pun khusus.
Kemudian, persenjataan F-16 terhitung mahal dan stoknya tidak melimpah untuk melawan Rusia. Contohnya, misil Advanced Medium Range Air-to-Air Missile (AMRAAM) harganya USD 1,2 juta dan perlu sekitar 2 tahun untuk membuatnya.
Halangan itu, ditambah perlu waktu berbulan-bulan bahkan mungkin tahunan melatih pilot Ukraina untuk mengoperasikan F-16. Selain juga melatih kru pendukung, membuat pengiriman jet F-16 belum bisa dilakukan dalam waktu dekat.